
Katolisitas: Peran Besar Santa Perawan Maria dalam Karya Keselamatan
Carilah perlindungan pada Bunda Maria karena dia adalah kota perlindungan. - St. Antonius Padua -
Sobat Sanpet, pada tanggal 8 September silam, seluruh Gereja di seluruh dunia merayakan "Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria". Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai perempuan yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah. Kelahiran Bunda Maria merupakan sebuah sukacita yang besar, karena menjadi "fajar keselamatan", sebagaimana Paus Paulus VI tulis dalam dokumen Marialis Cultus tahun 1972.
Meskipun Gereja telah memberikan penghormatan yang sedemikian besar kepada St. Perawan Maria atas peran-perannya selama hidup di dunia, namun ada sebagian orang yang masih mempertanyakan posisi dan perannya dalam karya keselamatan Allah. Memang patut diakui, nama St. Maria muncul lebih sedikit dibandingkan Yesus atau murid-murid lainnya, namun hal tersebut tak bisa dijadikan landasan untuk menggambarkan perannya dalam karya pengajaran Sang Anak.
Seperti yang pernah ditulis sebelumnya dalam artikel-artikel sebelumnya, sejarah hidup Bunda Maria tidak tertulis secara lengkap di dalam Kitab Suci, apalagi mengenai kelahirannya. Hal-hal yang diketahui tentang kelahiran Bunda Maria ditemukan dalam kitab Proto-Injil Yakobus, sebuah kitab apokrif yang telah ada antara tahun 100 hingga 200 M. Kitab ini memberikan informasi detil mengenai kelahiran Bunda Maria, ditulis mulai dari bab ke-5 kitab tersebut. Namun sebenarnya, kita tak perlu repot-repot untuk mencari sejarah Bunda Maria hingga harus membaca kitab aprokif.
Kelahiran dan karya Bunda Maria di atas bumi ini sejatinya sudah bisa ditemukan di dalam Alkitab. Bahkan kehadirannya sudah tertulis di dalam kitab Kejadian, saat Allah mengutuk si ular. "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya," sabda Allah seperti tertulis di Kejadian 3:15.
Secara singkat, sabda tersebut digenapi oleh Yesus, dimana Ia mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menebus dosa manusia, tetapi di saat yang bersamaan kematian-Nya juga meremukkan hati Bunda Maria yang melihat Anaknya mati dengan cara yang teramat kejam. Namun bila dilihat secara lebih mendalam lagi, kehadiran St. Perawan Maria merupakan salah satu cetak biru Allah untuk menyelamatkan umat manusia setelah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, Gereja memberikan tempat yang spesial bagi seorang Bunda Maria, salah satunya adalah dengan merayakan hari kelahirannya.
Pesta Kelahiran St. Perawan Maria sendiri diperkenalkan di Roma dari Gereja Timur pada abad ke-7. Paus St. Sergius I menyusun sebuah litany dan prosesi yang menjadi bagian dari perayaan liturgi pada hari pesta ini. Paschasius Radbertus menulis bahwa pesta ini disebarluaskan ke Gereja di seluruh dunia dan menjadi hari raya wajib di Gereja Latin pada tahun 1007 M.
Tema utama yang digambarkan dalam Pesta Kelahiran St. Perawan Maria adalah, bahwa dunia telah lama berada dalam kegelapan dosa dan dengan kedatangannya, muncullah seberkas terang. Terang yang muncul pada kelahiran St. Perawan Maria mengawali kedatangan Kristus, Terang Dunia. Kelahiran Bunda Maria menjadi awal dari dunia yang lebih baik, "Origo mundi meliorism".
Keberadaan Bunda Maria tidak terpisahkan dari Yesus Kristus. Budan Maria dianugerahkan peran yang unik dalam karya keselamatan Allah bagi manusia. Kelahiran Bunda Maria menjadi salah satu bagian penting dalam sejarah keselamatan umat manusia.
Fakta Alkitab: Kenapa Maria Dipilih Menjadi Orangtua Yesus?
Tahukah Sobat bahwa Alkitab begitu banyak menyebut nama Maria dengan orang yang berbeda? Lalu apa keistimewaan Maria, ibu Yesus, sehingga ia dipilih Allah untuk mengandung Bayi Juruselamat?
Maria, figur Inspiratif
Maria, bunda Yesus, tentu menjadi sosok yang paling terkenal dari semua nama Maria dalam Alkitab. Posisinya dalam Perjanjian Baru jelas dibedakan dengan para penyandang nama Maria lainnya. Namanya disebut secara spesifik 12 kali dalam Injil Lukas, 5 kali di Injil Matius, sekali di Injil Markus dan sekali di Kisah Para Rasul. Kisah Maria dalam Alkitab memang cukup unik dan menarik perhatian untuk dibaca. Ia merupakan sosok penting dan juga menjadi salah satu tokoh Alkitab yang sangat menginspirasi. Saat natal tiba, kisah Maria sangat banyak dibahas.
Maria adalah perempuan sederhana, ia masih gadis ketika malaikat Gabriel datang kepadanya dan memberitahukan bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Bayi Juruselamat. Pada awalnya Maria sangat terkejut dan takut tentang berita tersebut. Karena hamil diluar nikah merupakan aib memalukan yang akan diganjar dengan hukuman mati karena dianggap berzinah. Meski demikian Maria tetap percaya dan berserah penuh kepada Allah. “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” (Luk. 1:38). Maria telah menjadi bagian dari rencana Allah bahkan jauh sebelum ia dilahirkan ke dunia.
Berasal dari Desa
Penulisan silsilah dalam Alkitab termasuk hal yang penting, dan ini menjadi budaya dalam Israel bahwa silsilah menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Setiap orang tercatat silsilahnya menurut kaumnya (Bil. 1:18, 1 Taw. 9:22). Menurut tradisi kristen dari sumber-sumber non-kanonik, menyebutkan bahwa orang tua Maria bernama Yoakim dan Anna (Hana).
Maria dan orangtuanya berasal dari Nazaret. Nazaret terletak dibagian utara Israel di wilayah Galilea, kira-kira 30 km di bagian Barat danau Galilea. Pada masa Yesus, Nazaret hanyalah sebuah kota kecil dengan panjang seluas 2700m dengan lebar sekitar 200m. Dalam Injil Lukas, Nazaret pertama kali di deskripsikan sebagai A Town Of Galilee yang dalam bahasa Indonesia berarti satu kota Galilea.
Yesus Kristus dibesarkan di Nazaret sehingga orang banyak menyebutnya Yesus orang Nazaret (Matius 2:23). Sebutan di atas kayu Salib Yesus yang tertulis “INRI” biasa diartikan Yesus Orang Nazaret Raja Orang Yahudi. Sekarang, Nazaret modern adalah sebuah ibukota dan merupakan salah satu kota terbesar di distrik Israel bagian utara.
Alasan Maria dipilih Allah
Maria adalah perempuan yang diberkati diantara semua perempuan (Lukas 1:42). Meski demikian ia tetap butuh keselamatan yang daripada Tuhan. Banyak yang bertanya apa keistimewaan Maria sehingga diantara banyaknya wanita di zamannya, ia yang dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Juruselamat. Berikut ini tim Jawaban merangkum alasan mengapa hal tersebut terjadi.
Pertama, pemilihan seseorang menjadi bagian dari sejarah kudus Allah adalah hak prerogatif Allah sendiri. Maria dipilih bukan karena ia kaya dan bahagia, bukan juga karena alasan miskin menderita. Hak istimewa Allah sendirilah yang memilih Maria menjadi bagian dalam tata sejarah keselamatan.
Kedua, Lukas 1:38 memperlihatkan bahwa Maria menerima dengan iman program Tuhan melalui konfirmasi daripada malaikat Gabriel. “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu,”
Ketiga, Lukas 1:27 menunjukan bahwa Maria adalah seorang perawan, dan sudah bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud. Pertunangan dalam hukum Yahudi itu menunjukan satu pacaran yang serius menuju pernikahan. Bagian ini menunjukan kelebihan Maria dalam kekudusan hidup.
Keempat, Dapat dipastikan bahwa Maria mengerti dan paham akan kitab suci. Peristiwa yang terjadi dalam Kejadian 3:15, yakni ribuan tahun sebelum Maria lahir, merupakan sebuah nubuatan tentang kehadiran Juruselamat yang akan mengalahkan maut. Maria paham betul dengan nubuatan tersebut bahwa akan tiba harinya dimana Juruselamat akan hadir di dunia sehingga ia percaya dan memegang teguh apa yang disampaikan oleh malaikat Gabriel.
→ Selain memahami nubuatan pertama tentang Juruselamat dalam Kejadian 3:15, Maria juga paham mengenai nubuatan “anak dara” yang dimaksud dalam Yesaya 7:14 “Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamai Dia Imanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.”” (Anak dara yang dimaksud adalah anak perawan, dan Maria menggenapi nubuatan tersebut)
Gelar-Gelar Maria, Ibu Yesus
Perawan Terberkati Maria atau Bunda Kita adalah gelar-gelar yang paling lazim yang diberikan kepada Maria. Gelar lainnya adalah Bunda Belas Kasih yang dalam bahasa Latin disebut Mater Misericordiae.
Berikutnya ada Theotokos. Theotokos adalah salah satu gelar Maria dalam bahasa Yunani yang digunakan di Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja-Gereja Katolik Timur. Terjemahan kata Theotokos secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia kurang lebih adalah “Yang Mengusung Allah”, atau “Yang Melahirkan Allah”.
Makna Teologis yang terkandung dalam gelar Theotokos adalah Yesus, Putera Maria, adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, dan bahwa dua sifat Yesus yakni Illahi dan insani, dipersatukan dalam satu Pribadi tunggal.
Maria menjadi salah satu saksi penyaliban dan kematian Juruselamat. Setelah Tuhan Yesus bangkit dari kematian dan naik ke Surga, Maria tetap setia dalam persekutuan orang percaya. Bersama para rasul dan murid-murid-Nya, Maria ikut serta dalam doa 10 hari (Kis. 1:12-14), dan menjadi salah satu dari jemaat mula-mula di Yerusalem.
Maria adalah gambaran terbaik dari seorang figur Ibu. Ia adalah wanita yang paling setia dalam mendampingi setiap fase kehidupan Yesus, dari sejak lahir, melayani, hingga mati di Golgota. Bahkan digambarkan bahwa Maria menggendong Putranya yang mati di salib. Inilah kesetiaan Maria dalam menyertai Yesus, Putranya sampai tugas-Nya selesai.
7 sikap Bunda Maria perlu dipelajari umat katolik jaman now
Maria adalah ibu paling tangguh yang pernah kita kenal. Bagaimana tidak, kerelaan hatinya untuk menerima tanggung jawab yang diberikan Allah Bapa melalui malaikat Gabriel, merawat Yesus dalam kandungannya, hingga harus menyaksikan puteranya yang tak bersalah disiksa, dihina, dan dipaku di kayu salib, adalah bentuk dari ketangguhan yang tak biasa.
Bunda Maria, selain sebagai ibu spiritual kita, ia juga sosok yang sangat inspiratif. Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah hidupnya.
Kira-kira apa saja? Yuk, kita simak tujuh sikap Bunda Maria yang patut dicontoh oleh umat Katolik jaman now.
- Selalu siap katakan “yes” untuk Tuhan
Pertama kali menerima kabar bahwa ia akan mengandung, Maria langsung mengatakan “iya” meski dia tahu bahwa saat itu ia belum memiliki suami. Sebuah jawaban “iya”, tanpa penolakan sekalipun. Dengan jawaban “ya” artinya, Maria sadar bahwa kehidupan sosial yang akan ia jalani ke depan akan semakin rumit, karena harus menerima banyak cemooh. Tapi, dalam kondisi tertekan seperti itu, sikap Bunda Maria tak pernah berubah.
Sama halnya dengan kehidupan kita di jaman now, jika seorang gadis hamil diluar nikah, maka banyak sekali cemooh dan gosip miring yang dialamatkan ke pada si gadis.
2 Selalu percaya sepenuhnya pada rencana Tuhan
Bunda Maria bisa saja mengutarakan perasaannya bahwa tanggung jawab besar itu tak sanggup ia jalani. Tetapi reaksinya berbeda. Kata Maria: “sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu”.
Maria yang saat itu dipenuhi rasa takut, tetapi percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dan buah dari kepercayaan itulah yang membawa Yesus, sang Juruselamat ke dunia.
- Selalu rendah hati dan punya rasa cinta kepada sesama.
Di dalam Injil Lukas, diceritakan bahwa Maria menempuh perjalanan yang panjang demi ingin menemui saudaranya Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis. Bunda Maria ingin berbagi cinta dengan Elisabet. Dan kunjungan hangat dari Bunda Maria membawa kebahagiaan bagi Elisabet dan janinnya.
“Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Dari pengakuan Elisabet ini kita sudah cukup tahu bahwa sosok Maria adalah sosok yang istimewa di hadapan Allah. Bisa saja keistimewaan itu dijadikan Maria untuk meninggikan dirinya, dan tak mau mengunjungi Elisabet, karena ia merasa seharusnya Elisabet yang mengunjunginya. Tapi itu bukan sikap seorang Maria.
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Kisah ini jadi contoh nyata, bahwa Maria layak untuk jadi pedoman dan teladan kita sebagai umat Katolik, kerendahan hati dan rasa cinta seperti inilah yang harus kita terapkan dalam keseharian kita.
- Selalu tabah
Salah satu sikap Bunda Maria yang paling menyentuh adalah ketabahan. Sebagai umat, mungkin kita tak akan sanggup jika berada di posisi Bunda Maria kala itu.
Jika diteliti dengan baik, kisah hidup Ibu Maria selama ini selalu terhimpit suasana sulit. Mulai dari hamil sebelum menikah dengan St. Yosep, berjalan bermil-mil untuk menemui Elisabet, bahkan untuk melahirkan Yesus pun butuh perjuangan.
Lagi-lagi perjalanan panjang harus ditempuhnya ke Betlehem, hingga berujung pada kelahiran Yesus di kandang, karena tak ada tempat menginap atau rumah sakit yang bisa ditempati. Bayinya pun hanya dibaringkan di palungan dan dibungkus dengan kain lampin.
Tak cukup di situ saja, usai kelahiran yesus, Maria dan Yosep bersama bayi mungil mereka, harus mengungsi demi menjauhkan Yesus dari ancaman keji Raja Herodes.
Tapi, Maria selalu tabah, karena ia tahu Allah selalu menemaninya dalam setiap tapak perjalanan sulit yang ditempuhnya, termasuk perjalanan paling menyedihkan yang menuntun putranya ke kayu salib.
- Selalu bersyukur
Terkadang, kita selalu mengeluh dengan keadaan hidup yang sulit dan lupa bersyukur. Jika dibandingkan dengan Bunda Maria, hidupnya jauh lebih sulit. Maria bahkan harus tertatih menahan perih ketika melihat puteranya yang tak bersalah harus mati tergantung di kayu salib.
Dan Maria hanya bisa memeluk raga Yesus ketika ia sudah tak bernyawa. Tak ada keluhan, Maria tetap bersyukur di tengah kepedihan itu.
- Tanpa Pamrih
Kendatipun sudah banyak contoh tentang sikap Maria yang tak mau mementingkan diri sendiri, tapi contoh terbesarnya adalah perjalannnya bersama Yesus menuju bukit golgota. Sebagai ibu, setiap sakit yang dialami puteranya meninggalkan luka di hati. Namun, tekad Bunda Maria tetap bulat, ia tak pernah ingin meninggalkan Yesus.
Ia mengesampingkan suasana kalut di hatinya dan memilih untuk menghibur Yesus, seperti yang kita temui dalam perhentian jalan salib yang ke IV, “Yesus berjumpa dengan ibunya”
- Sangat mencintai yesus
Tak ada seorangpun didunia ini yang mencintai yesus lebih besar dari Ibu-Nya. Cinta Maria sudah sejak Yesus masih dalam kandungannya.
Jika benar-benar merenungkan setiap misteri suci dengan cintanya yang tak ternilai kepada Yesus, maka kita akan belajar dari sikap Bunda Maria ini tentang bagaimana mencintai Yesus lebih dalam dari biasanya.
Nah, Sobat itulah paparan tentang peran Bunda Maria dalam karya keselamatan. Semoga dengan meneladani Bunda Maria mampu memperkuat iman kita dan menambah pemahaman kita akan peran Bunda Maria dalam sejarah keselamatan manusia.
Tuhan memberkati.